THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Thursday, November 06, 2008

Sahabat itu tak terlupakan!

Lelahnya...
Semua orang pasti akan mengatakan begitu. Hari yang begitu panas, matahari benar-benar tidak bersahabat. Apapun yang dikerjakan lebih terasa capek.

"Stev, bawa payung ga? Panas gila..."

"Bawa dunk... Emang payungmu mana?"

"Ga bawa.. Lupa banget tadi, buru-buru gara-gara tugas MO tu. Cape de..."

Kembali hari-hari terlewati... Claudia dan Stevi selalu berdua, kemanapun pergi. Klo Stevi ngga ada disamping Claudia, orang-orang pasti nanyain salah satu dari mereka. Di kelas juga gitu. Ngga ada yang mau duduk di kursi kosong disamping Stevi atau Claudia karena mereka tau kursi itu untuk Stevi atau Caludia. Lucu juga sih... Tapi itulah adanya!

Claudia buka orang yang mau peduli sama sekitar. Dia orang yang cuek, tapi bukan karena ngga mau tau tapi ngga mau pusing mikir ini-itu. Sifatnya itu kadang ada baiknya, tapi kadang jadi berdampak negatif. Kadang orang lain ngira dia sombong. Padahal ngga gitu. Claudia orang yang liberal. Dia suka kebebasan dan ngga mau mengikat orang lain.

Klo Stevi bisa berbaur sama orang lain bahkan ngambil hati orang itu. Kadang dia cuek dalam beberapa hal. Stevi juga gampang mengerti keadaan. Ngga muluk-muluk deh!

Gimana klo seandainya mereka berpisah, jauh dan butuh waktu yang lama untuk bertemu? Seandainya...

"Stev, aku ada berita nih!" kata Claudia ditelepon. Claudia nelpon Stevi tepat tengah malam, soalnya cuma itu waktu yang ada. Seharian Claudia dan Stevi kerja.

"Apa?" sahut Stevi dengan nada setengah hati, namanya juga baru bangun.

"Aku mau ke Sulawesi,"

"APAA????" Ucapan Claudia sukses membangunkan Stevi tapi juga mengagetkan. Mata Stevi benar-benar udah terbuka dan sekarang terduduk di tempat tidurnya.

"Claudia, jangan bercanda tengah malam gini!"

"Serius tau! Aku mau kerja disana aja. Yah, petualangan barulah..." kata Claudia.

"Kapan?" tanya Stevi.

"Lusa!" jawab Claudia.

"Hah?! Secepat itu? Sama siapa?"

"Sendiri. Disana ada teman yang jemput kok!"

"Siapa?" tanya Stevi penasaran.

"Teman SMP dulu,"

"Ya ampuuunnn..... Gini deh, besok kita ketemu di Starbucks aja. Kita omongin disana ya. Ni anak sarap tiba-tiba bilang mau ke Sulawesi!"

"Yee... Aku tuh serius mau ke Sulawesi. Ya udah, besok ketemu jam berapa?"

"Ya jam pulang kerja,"

"Oke bu... Tidur lagi deh! Dah...."

Selesai! Gelap berganti terang, terang berganti gelap. Claudia harus pergi.

-------------------------------------------------------------------------------------------------

"Claudia, jangan lupa ngabarin aku! Awas klo ngga pernah ngubungin aku!" Stevi menitipkan pesan panjang lebar buat Claudia.

"Ga boleh mikir aneh-aneh disana! Jadi manusia normal aja. Klo pulang bawa oleh-oleh dari sana ya!"

"Yee... Oleh-oleh aja ngga pernah lupa ni orang!" celetuk Claudia.

"Jelas donk! Itu yang utama klo ada yang datang dari jauh,"

"Ya deh... Kirim salam buat Clara ya. Katanya dia lagi sibuk banget sekarang. Tapi klo udah nyampe aku hubungin lagi. Keep contact ya!"

Claudia ngga akan bisa lagi liat Stevi kapanpun dia mau. Gitu juga Stevi. Perjalanan kali ini cukup jauh. Lima tahun terus sama-sama, sekarang harus ngambil jalan berbeda. Ibaratnya Claudia ke kanan, Stevi ke kiri. Entah kemana ujungnya. Berapa lama lagi mereka bisa ketemu?

Satu tahun...

Dua tahun...

Empat tahun...

Lima tahun...

Percakapan telepon

Yang nelpon : Halo.. Ini Stevi?

Stevi : Ya, siapa ini?

Yang nelpon : Dari Manado...

Stevi : Hah?? Claudia?

Yang nelpon : Bukan, tapi temannnya..

Stevi : Temannya Claudia? Ada apa?

Yang nelpon : Claudia sekarat, sekarang dia koma di rumah sakit. Dia punya pesan untuk mbak, makanya saya telepon.

Stevi : APA??? Koma??


Oh, why you look so sad

The tears are in your eyes
Come on and come to me now
Don't be ashamed to cry
Let me see you through
Cause I've seen the dark side too
I'll stand by you...I'll stand by you
Won't let nobody hurt you
I'll stand by you

Stevi, apa aku akan mengakhiri perjalanan hidupku? Apa aku akan pergi sekarang? Aku udah mencoba berjuang melawan arus kehidupan yang melelahkan. Tapi kalau aku pergi apa aku bisa beristirahat dengan tenang? Atau aku masih harus berjuang lagi di alam roh?
Stevi, lanjutkan hidupmu yang masih ada sekarang ini. Makasih udah ikut dalam perjalanan hidupku. Selama ini aku bukannya ngelupain kamu, tapi itulah kesibukan. Sedangkan untuk tidurpun kadang ngga bisa. Tapi kesibukanku itu mendatangkan hasil juga. Cuma satu keinginanku yang belum tercapai, membentuk keluarga seniri. Stev, klo kami nikah buka suratku yang satu lagi ya. Itu khusuh untuk pernikahanmu. Stev, seandainya di alam roh aku ngga amnesia, aku ngga akan pernah ngelupain kamu. Sahabat itu ngga akan terlupakan! Aku tetap ingat waktu kita masih dekat dulu.
Stev, aku pamit ya...

Surat terakhir dari Claudia untuk Stevi beserta segala jenis barang-barang tiba di tangan Stevi tepat saat jasad Claudia tiba di Medan. Jasad Claudia dibawa ke kampung halamannya dan dimakamkan disana. Selama di Sulawesi Claudia terus bekerja padahal kondisi tubuhnya lemah. Claudia meninggal diduga karena anemianya. Padahal empat tahun sebelumnya dokter bilang Claudia ngga lagi mengidap penyakit anemia. Tapi Claudia udah pergi untuk selamanya.

Stevi ngga berhenti nangis sepanjang hari. Lima tahun bersama bukan hal mudah untuk dilupakan. Bayangan Claudia masih tetap dibenaknya. Claudia ngga akan pernah hilang dari hidupnya.


>>> Inikah kisah persahabatan itu? Sahabat bisa lebih berharga daripada kekasih, keluarga juga harta. Dialah yang memberikan dukungan dan tempat mencurahklan segalanya. Selalu ada saat dibutuhkan, saling melengkapi dan mendukung. Jangan hancurkan persahabatan itu supaya kelak hangatnya ngga hilang walaupun orangnya ngga ada lagi.


1 comment:

Anonymous said...

taukah engkau bagaimana rasanya?
taukah engkau bagaimana sakitnya?
taukah engkau bagaimana akhirnya?
engkau telah membangkitkan sesuatu yang selama ini sangat berat tuk kukubur..........................